
Tujuan Pembaharuan Diri
Kisah mengenai Narcissus dan Goldmund dalam buku Hermann Hesse awalnya berkisah mengenai hubungan kedua pemuda itu. Pertemuan dan persahabatan yang terjalin di antara mereka. Goldmund sebagai murid baru menemukan Narcissus yang adalah guru termuda dan tercerdas di biara sebagai sahabatnya sekaligus orang yang mampu membaca isi pikirannya.
Bagi Goldmund, Narcissus merupakan berkah bagi dia. Pemuda itu tampan luar dalam. Pikirannya sangat tajam, dan bahkan melampaui usianya dia merupakan pemuda yang bijak luar biasa. Goldmund seperti menemukan tempat untuk berkeluh kesah sekaligus untuk belajar menjadi ‘seseorang’.
Di sisi lain, Narcissus melihat Goldmund sebagai bocah yang membawa misteri tak terpecahkan sebelumnya. Karena dia memiliki berkat untuk bisa memahami karakter dan nasib orang, dia ingin membuka selubung yang membungkus Goldmund. Dari waktu ke waktu, melalui persahabatan dan pembicaraan mereka (termasuk perdebatan-perdebatan yang membawa Narcissus semakin dekat dengan inti dari jiwa Goldmund), Narcissus akhirnya berhasil menemukan aspek yang hilang dari kehidupan Goldmund. Narcissus menemukan fakta bahwa dibalik sisiknya sebagai seorang remaja, Goldmund memendam gambaraan mengenai ibunya yang telah lama hilang dari kehidupannya.
Pada akhirnya Narcissus berhasil membuka selubung tersebut sekaligus menyadarkan Goldmund. Cerita persahabatan mereka kemudian secara bertahap mendekati akhirnya ketika Goldmund kemudian mendapati bahwa hidupnya tidak cocok sebagai biarawan. Dan ketika Narcissus secara terus terang berkata bahwa sudah waktunya mereka menuju jenis persahabatan yang baru, Goldmund sangat bersedih oleh sebab kehilangan sebuah hubungan yang selama ini membuatnya tetap bertahan di biara.
Namun, Narcissus akhirnya berbiacara tentang tujuan dari persahabatan mereka. Bahwa dia bersahabat dengan Goldmund karena memiliki tujuan yang tidak bisa diketahui Goldmund pada awalnya. Tujuannya adalah menemukan sebuah sumber yang menggerakan cara hidup Goldmund sebelum itu. Bagi Narcisssus, ketika tujuan telah tercapai maka persahabatan mereka harus diperbaharui. Jika tidak maka mereka akan kehilangan persahabatan tersebut.
Cerita dalam buku tersebut memang padat dengan pencarian spiritual yang cukup banyak menggugah filsafat. Tetapi dengan bahasa yang sederhana, kita bisa menemukan sebuah pelajaran bahwa segala hal di dunia ini tidak bisa konstan. Harus selalu bergerak dan menjadi baru. Sebuah persahabatan hanya akan bertahan lama bisa terus diperbaharui, bila perlu menetapkan tujuan baru persahabatan tertentu.
Menetapkan tujuan di atas suatu persahabatan tidak pernah salah, karena dengan memiliki tujuan maka persahabatan tersebut memiliki napas. Tujuan yang dimaksud tidak memiliki arti kita memanfaatkan orang lain untuk tujuan kita, melainkan sebuah tujuan yang mulia seperti yang dimiliki oleh Narcissus. Narcissus begitu dicintai oleh Goldmund karena dia meletakan tujuan yang baik di atas persahabatannya dengan Goldmund.
Dalam kehidupan, pembaharuan yang dimaksud oleh Narcissus tidak hanya menyangkut persahabatan. Semua hal harus diperbaharui, khususnya hal-hal baik yang layak diperjuangkan. Dengan memperbaharui dirinya, maka hal-hal yang baik akan terus eksis dan hidup.
Segala sesuatu harus memperbaharui diri
Segala sesuatu di dunia selalu memperbaharui dirinya dri waktu ke waktu. Bahkan sel tubuh manusia yang secara kasat mata tidak kelihatan, ternyata setiap hari bahkan setiap menit meperbaharui dirinya. Yang paling mudah diamati tentu saja dedaunan di pohon. Dari musim ke musim daun lama gugur kemudian tumbuh baru.
Ada alasan dibalik semua itu. Misteri yang belum terpecahkan, meskipun sains menemukan beberap hal yang untuk sedikit menjelaskan tentang mengapa sesuatu harus terus memperbaharui dirinya.
Ø Untuk kelangsungan hidup. Sel tubuh manusia tumbuh setiap saat. Ada banyak sel yang menua lalu diganti sel baru. Ada pula sel-sel yanag rusak yang harus diganti oleh sistem tubuh. Ketika sel berhenti tumbuh, maka secara fisik manusia akan berhenti hidup. Proses ini berlaku pula terhadap semua jenis mahkluk hidup.
Ø Menyembuhkan diri. Sebuah luka ditubuh hanya bisa pulih ketika sistem jaringan tubuh berhasil memulihkan goresan atau retakan yang disebut luka tersebut. Obat-obatan dibuat untuk mendukung proses penyembuhan. Segala macam terapi dilakukan agar tubuh mampu memulihkan bagian-bagiannya yang rusak.
Ø Bertumbuh dan berkembang. Bila kita melihat sebuah pohon yang sedang berbuah, maka kita akan selalu menemukan dalam beberapa minggu atau bulan berikutnya buah tersebut membesar lalu matang. Apa yang teradi dengan buah tersebut tentu saja mengembangkan ukuran buahnya. Cara buah tersebut membesar adalah dengan menumbuhkan sel-sel baru dalam jumlah banyak untuk menambah bobot dan ukuran.
Jadi, meemperbaharui diri adalah bagian penting dalam kehidupan. Untuk tumbuh dan berkembang, tubuh manusia akan memperbaharui dirinya sendiri setiap saat.
Menjadi manusia baru
Pelajaran mengenai tubuh manusia dan mahkluk hidup di atas seharusnya menyadarkan kita bahwa untuk mempertahankan sesuatu, maka sesuatu itu harus ‘terus ditumbuhkembangkan’ dengan cara yang sama pada tubuh manusia. Itulah yang sudah kita lakukan dalam perayaan ulang tahun dan dalam resolusi-resolusi tahun baru. Pada momen-momen semacam itu kita memiliki kebiasaan untuk berpikir, berharap dan bermimpi dalam bentuk doa untuk mencapai sesuatu hal baru.
Cinta, kasih, kebaikan hati, kemurahan serta kebajikan-kebajikan dalam hidup ini hanya bisa terus bertahan bila dia hidup. Dan untuk terus hidup, maka proses perbaharuan diri menjadi amat penting. Hari demi hari semua hal baik ini ‘diberi nafas’.
Kita ingat sebuah perumpamaan tentang pohon ara. Sebuah pohon yang hanya akan berguna bila dia menghasilkan buah. Bila tidak berbuah, sudah waktunya dia ditebang dan dibakar jadi debu. Mengapa sebuah pohon ara tidak bisa berbuah disebabkan oleh banyak hal. Apakah dia tumbuh ditanah yang tidak subur dan ditelantarkan? Mungkinkah ditubuhnya telah hidup banyak benalu yang merampas sari makanannya sehingga ketika tidak dibebaskan dari benalu maka buahnya tidak bisa muncul? Ataukah dia hanyalah pohon ara palsu yang bibitnya berasal dari sesuatu yang buruk?
Dari sini beberapa pelajaran dipetik, bahwa hal-hal baik yang ditaburkan harus dirawat. Dengan perawatan yang tepat, mereka akan tumbuh sebagaimana mereka mesti tumbuh sebagai kebaikan.
Menjadi orang Kristen itu sulit, karena kita harus belajar setiap hari. Dan lebih sulit lagi ketika kita harus mempertahankan kekristenan kita hari demi hari. Sama halnya dengan tubuh mahkluk hidup, kekristenan kita mesti berdenyut agar tidak mati, mengganti aspek-aspek di dalamnya yang telah terluka dan terjangkiti virus dengan energi dan semangat yang baru. Cinta, kasih, pengorbanan, kemurahan hati, tidak bisa dibiarkan usang.
Banyak sekali bentuk dari hal-hal buruk yang menyebabkan kekristenan kita terluka. Sikap sombong karena telah membantu orang, kepuasaan diri atas hal-hal yang kita berikan kepada orang kecil, harapan-harapan agar orang lain memperhatikan kebaikan hati kita (pamrih).
Menjadi manusia baru tidak hanya soal pertumbuhan fisik dan mentalitas kita yanag baik. Namun, untuk menjaga kualitas dari pembaharuan diri tersebut, maka satu hal ini harus menjadi perhatian. Yakni bertumbuh dengan cara yang tidak terlihat. Sel tubuh manusia sudah mengajarkan kita bagaimana mereka bekerja setiap saat tanpa kelihatan, tidak dengan cara yang gaduh, dan tanpa sebuah pengakuan. Ini seperti sebuah pesan dari Yesus mengenai doa. Bila kita berdoa kepada Bapa di Sorga, maka masuklah ke kamar dan tutuplah pintu kamarmu. Segala yang baik yang kita lakukan, biarkan hanya kita yang tahu dan Tuhan yang menilai. Hanya dengan cara itu, pembaharuan diri kita berfungsi dan bermakna dalam misteri Ilahi.